Proses Pencernaan Makanan dan Cara Menjaganya Tetap Lancar
Sistem pencernaan yang sehat membuat tubuh terasa lebih ringan. Namun, salah pola makan bisa mengakibatkan BAB tidak lancar dan perut kurang nyaman. Ingin tahu rahasia menjaga proses pencernaan makanan agar tetap lancar setiap hari? Mari bahas di artikel ini.
Apa Itu Proses Pencernaan Makanan?
Proses pencernaan makanan adalah mekanisme tubuh untuk memecah makanan menjadi nutrisi kecil yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh. Membutuhkan waktu sekitar 24−72 jam supaya makanan bisa diserap secara optimal menjadi nutrisi.
Organ-organ utama yang berperan dalam proses ini adalah mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, hati, pankreas, dan kantong empedu, semuanya bekerja sama untuk memastikan nutrisi terserap optimal.
Tahapan Proses Pencernaan Makanan di Dalam Tubuh

Sumber: Freepik
Makanan melalui proses yang bertahap sampai akhirnya bisa diserap menjadi energi oleh tubuh. Proses ini dimulai dari:
1. Mulut
Pertama, makanan dikunyah menjadi potongan kecil agar lebih mudah dicerna. Lidah membantu membentuknya menjadi bolus atau gumpalan kecil yang siap ditelan.
Di saat yang sama, air liur yang diproduksi kelenjar ludah juga ikut bekerja. Enzim amilase di dalamnya mulai memecah karbohidrat menjadi gula sederhana, memulai proses pencernaan kimiawi.
Setelah halus, bolus didorong lidah ke kerongkongan menuju lambung.
2. Kerongkongan
Di kerongkongan, makanan didorong ke lambung lewat gerakan bergelombang otot, disebut peristaltik. Epiglotis menutup saluran napas agar makanan tidak tersasar ke paru-paru. Di ujung bawah, sfingter kerongkongan membuka untuk masuk ke lambung dan menutup lagi mencegah asam naik.
3. Lambung
Di lambung, makanan mengalami pencernaan mekanik dan kimiawi sekaligus. Gerakan otot lambung menghancurkan makanan menjadi potongan lebih kecil. Sementara itu, asam lambung (HCl) membunuh kuman dan mengaktifkan pepsin atau enzim yang memecah protein menjadi peptida.
Enzim lipase juga mulai memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Makanan lalu berubah menjadi substansi lembut atau cair yang disebut kim, yang siap untuk diserap di usus halus. Setelah itu, lambung mendorong kim ke tahap pencernaan di usus halus.
4. Usus Halus
Disini terjadi pemecahan kimiawi makanan dan penyerapan nutrisi ke dalam darah. Setelah kim keluar dari lambung, usus halus menerima enzim dari pankreas yang memecah protein, lemak, dan karbohidrat menjadi molekul kecil seperti asam amino, asam lemak, dan gula sederhana.
Empedu dari hati juga membantu memecah lemak agar enzim lipase bisa bekerja lebih efektif. Gerakan peristaltik usus halus mengaduk makanan sambil mendorongnya maju, sementara villi dan mikrovilus di dinding usus memperluas area penyerapan nutrisi.
Nutrisi yang terserap lalu diedarkan ke seluruh tubuh untuk energi dan membangun sel. Sisa makanan yang tidak tercerna kemudian bergerak ke usus besar untuk tahap pembuangan berikutnya.
5. Usus Besar
Setelah makanan sampai di usus besar, proses pencernaan diteruskan dengan menyerap air dan sisa mineral dari sisa makanan yang tidak tercerna di usus halus. Usus besar bekerja dengan bantuan bakteri baik yang menguraikan bahan makanan yang sulit dicerna, seperti serat, melalui proses fermentasi yang menghasilkan asam lemak rantai pendek dan gas.
Sisa makanan yang mengental menjadi tinja kemudian disimpan sementara di rektum. Ketika rektum penuh, rangsangan untuk buang air besar (defekasi) muncul, dan tinja dikeluarkan melalui anus.
6. Anus
Anus terdiri dari otot sfingter internal yang bekerja otomatis dan sfingter eksternal yang dapat dikendalikan secara sadar, mengatur kapan tinja bisa dikeluarkan. Ketika rektum penuh, sensor akan memberi sinyal ke otak untuk memicu dorongan buang air besar (BAB).
Faktor yang Mempengaruhi Kelancaran Proses Pencernaan
Sumber: Freepik
Belum tentu seluruh proses pencernaan dapat berjalan lancar. Terdapat beberapa faktor yang membuat proses ini terganggu, seperti:
1. Pola Makan dan Jenis Makanan
Konsumsi makanan kaya serat, seperti sayur dan buah, serta hidrasi yang cukup sangat penting untuk melancarkan pencernaan. Sebaliknya, makanan berlemak tinggi, pedas, atau minim serat bisa memperlambat proses pencernaan.
2. Kebiasaan Makan
Mengunyah makanan dengan benar dan makan secara perlahan membantu pencernaan bekerja lebih efisien. Tergesa-gesa makan dapat menyebabkan gangguan seperti kembung dan penumpukan gas.
3. Kesehatan Mental dan Stres
Stres dapat mempengaruhi fungsi saluran pencernaan yang menyebabkan gangguan seperti maag, sembelit, dan diare. Saat stres tubuh memproduksi hormon kortisol dalam jumlah tinggi. Hormon ini meningkatkan produksi asam lambung yang berlebihan, sehingga bisa merusak lapisan pelindung lambung dan menyebabkan maag atau tukak lambung.
Stres juga mengganggu kontraksi otot di saluran pencernaan, sehingga bisa menyebabkan sembelit atau diare.
4. Aktivitas Fisik
Kurangnya gerak badan dapat menghambat pergerakan makanan dalam saluran pencernaan, sedangkan olahraga teratur membantu melancarkan proses pencernaan. Olahraga dapat merangsang kontraksi otot yang mempercepat perpindahan makanan dan sisa pencernaan melalui usus.
Gangguan Pencernaan yang Umum Terjadi

Sumber: Freepik
Keluhan pencernaan yang sering terjadi ialah:
- Maag, di mana terjadi peradangan pada lapisan lambung yang sering disebabkan oleh produksi asam lambung berlebihan, infeksi bakteri Helicobacter pylori, atau stres.
- GERD atau kondisi asam lambung naik ke kerongkongan yang menimbulkan sensasi terbakar di dada.
- Sembelit atau kesulitan air besar yang biasanya disebabkan oleh kurang serat, kurang minum air, atau kurang gerak.
- Diare atau BAB terlalu sering dan encer yang disebabkan infeksi atau salah makan.
- Infeksi saluran pencernaan yang bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang menimbulkan gejala seperti mual, muntah, diare, dan nyeri perut.
Tips Menjaga Proses Pencernaan Tetap Lancar Setiap Hari
Agar proses pencernaan tetap lancar, sangat dianjurkan untuk:
- Konsumsi makanan tinggi serat seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian yang membantu melancarkan pergerakan usus dan mencegah sembelit.
- Minum air putih minimal 8 gelas sehari untuk menjaga kelembapan tinja dan membantu pencernaan kerja optimal.
- Mengunyah makanan secara perlahan agar makanan lebih halus dan tercampur enzim pencernaan dari air liur sehingga penyerapan nutrisi lebih maksimal.
- Rutin berolahraga karena aktivitas fisik dapat mempercepat proses pencernaan dan buang air besar.
- Konsumsi makanan yang mengandung probiotik seperti yogurt untuk menjaga keseimbangan bakteri baik usus.
Cara Praktis Mendukung Pencernaan Agar Tetap Lancar

Pencernaan lancar sangat dipengaruhi oleh pola hidup sehat. Selain menjaga asupan nutrisi, Anda dapat mendukung kesehatan saluran pencernaan dengan konsumsi suplemen alami Purityfic Lax Easy Relief.
Kandungan herbal ekstrak daun senna dan buah prune terbukti membantu merangsang gerakan usus yang mempercepat proses pencernaan dan mencegah sembelit.
Saatnya jaga kesehatan saluran cerna Anda. Dapatkan Purityfic Lax Easy Relief di official store Purityfic dan tanyakan langsung kebutuhan Anda melalui WhatsApp!
Pertanyaan Seputar Proses Pencernaan Makanan
- Apa yang dimaksud dengan proses pencernaan makanan?
Proses pencernaan makanan adalah rangkaian mekanisme biologis yang memecah makanan menjadi nutrisi kecil agar dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh untuk energi, pertumbuhan, dan perbaikan sel.
- Bagaimana makanan dipecah di lambung?
Di lambung, makanan dicampur dengan asam lambung dan enzim pepsin yang memecah protein menjadi peptida lebih kecil, sementara gerakan otot lambung mengaduk makanan menjadi pasta lembut yang disebut kim.
- Berapa lama proses pencernaan makanan berlangsung?
Proses pencernaan biasanya berlangsung antara 24 hingga 72 jam, tergantung jenis makanan, kondisi kesehatan, dan kecepatan metabolisme individu.
- Apa tanda-tanda pencernaan tidak lancar?
Perut kembung, nyeri lambung, sering merasa mulas, sembelit, diare, mual, atau rasa berat pada perut setelah makan.
- Bagaimana cara menjaga pencernaan agar tetap sehat?
Menjaga pencernaan sehat dapat dilakukan dengan pola makan tinggi serat, cukup minum air, rutin berolahraga, mengelola stres, mengunyah makanan dengan baik, dan menghindari makanan berlemak atau pedas berlebihan.
